Semoga Kamu Menyukai Blogku..!!!

Anime Myspace Comments

I Love Naruto...

Your pictures and fotos in a slideshow on MySpace, eBay, Facebook or your website!view all pictures of this slideshow

Sabtu, 05 Maret 2011

Deva..Devi..Devo..

Namaku Devo.
Aku adalah anak kedua dari dua anak kembar.Kakakku bernama Deva. Disekolah Deva dalah anak yang paling populer.Dia tampan,pintar,jago olahraga,ketua Osis di SMA,Kapten basket,Ketua Tim Sepak bola,selalu mendapat rangking Satu,Dan segudang kelebihan lainnya.
Namun entah kenapa aku sangat berbeda dengan kakakku itu.
Aku pemalu,penakut,tidak terlalu pintar,nggak jago olahraga dan nggak populer.
Kami kemana pun selalu pergi bersama.Dan kami memiliki satu teman perempuan sekaligus tetangga kami.
Namanya Devi.
Entah kenapa namanya sangatlah pas.Deva..Devi..Devo..
Sebenarnya namanya Devina,Namun kami lebih sering memanggilnya Devi.Devi adalah cewek yang sangat baik,dia juga cantik dan pintar.
Sebenarnya aku sudah menyukai Devi sejak SD.Namun aku belum pernah menceritakan hal ini pada siapapun.
Hari ini aku berencana untuk menyatakan perasaanku pada Devi.
Hari ini aku sudah membeli seikat bunga Mawar,Aku mencoba yakin pada diriku sendiri.Namun saat aku hendak masuk kelas,entah kenapa perutku sakit sekali..
Aku pun langsung berlari kearah Toilet tanpa melihat kanan dan kiri.
Saat sampai Aku langsung masuk toilet,Tiba-tiba aku mendengar suara yang tidak seperti biasanya kudengar di toilet cowok..
Ternyata ini Toilet Cewek..?
Ampuuunnn.. Aku nyesel setengah mati nggak baca tanda Toilet nya..
Namun aku tidak punya cara lain selain menunggu mereka pergi.
Namun ada sesuatu yang mengusikku untuk mendengar percakapan mereka..
“Eh kamu tahu nggak..Kak Deva kakak kelas kita yang jadi ketua Osis itu,ternyata udah jadian ama kak Devi..”
“Eh..masa sih..? Padahal aku ngefans banget sama dia..!”
BRUUKK..
Bunga yang sudah aku bawa untuk Devi pun terjatuh..
Aku Nggak percaya..Ternyata Deva sudah berpacaran dengan Devi..?
Mendengar percakapan para cewek itu rasanya hatiku remuk sudah..
Setelah para cewek itu pergi,Aku pun keluar dari Toilet dan membuang Bunga Mawar itu ke tempat sampah.
“Hoi..!” Teriak Devi mengagetkan ku.
Aku pun merasa tak punya keberanian untuk menatapnya..
“Woi..Disapa kok cuek sih..? Kamu marah ya sama aku..?” Tanya Devi penasaran.
Tapi aku tetap nggak berani melihat wajahnya dan tetap
menunduk dan membisu.Devi mengangkat wajahku.
“Devo..kamu marah sama aku ya..?” tanya Devi khawatir.Aku hanya menggeleng dan berlari pergi menjauhi Devi..
Aku pun duduk di kursi kantin dan melamun..
Tiba-tiba Devi datang dan duduk di depanku.Dia menunduk dan seperti menunjukkan tanda-tanda akan menangis..
“Gawat..mampus gue..bisa-bisa digosipin anak satu sekolahan nih.. dikira ditangisin sama ceweknya..” Pikirku dalam hati.
“Eh nggak kok ka..kamu nggak salah..” Ucapku sambil berupaya supaya dia nggak nangis.
Tapi Devi tetap menunduk dan membisu..Malah menetsekan air mata..
“Mampus..Mati aku.. apa kata anak-anak Osis nanti..?”
“Waduuh.. Ndasku Mumet..” (Bahasa Jawa) artinya
“Aduuuhh kepalaku pusing..” Teriakku dalam hati..
“Nggak..kok Dev.. Kamu nggak salah kok..Aku cuma bingung soalnya aku nggak ngerjain Pr Matematika yang kemaren..Itu aja..!” Ucapku panik.
(Terpaksa bohong deh..)
Devi pun mengangkat wajahnya dan pipinya yang basah.
“Be..benarkah..?” Tanya Devi Tersedu-sedu.
Aku pun mengelap pipi Devi yang basah dengan tanganku.
“Y..Ya hanya i..itu..” Jawabku gugup karena sebenarnya aku berbohong.
Devi pun langsung tersenyum lega..
Tiba-tiba Handphone ku bergetar..
“Ha..halo..”
“De..Devo cepat ke Rumah Sakit Saint Theresia... kakakmu kritis..”
“Tuut..Tuut..“ Tiba-tiba telepon terputus
Tubuhku terasa berat sekali.. Tapi tanpa berpikir panjang aku dan Devi langsung menuju Rumah Sakit Saint Theresia..
Kami pun bertanya pada seorang suster.Dan bergegas pergi menuju arah yang di tunjukkan Suster tersebut.
Sampai disana aku melihat Semua Saudaraku menangis.Perasaanku mulai tidak enak.Aku berlari menuju Mama.
“Ma..apa yang terjadi..? Dimana Deva..?” Tanya ku panik.
“De..Deva..Penyakit Kanker Darahnya tak bisa lagi mama sembunyikan..”
“Ja..jadi selama ini mama tahu Deva punya penyakit Kanker Darah..?”
Mama hanya mengangguk pelan.
Aku pun langsung berlari menuju Ruangan Deva.
Disana aku melihat Deva terbaring dengan beberapa alat disekitarnya.
Devi pun datang dengan terburu-buru menyusulku.
Aku hanya Diam terpaku melihat keadaan Deva.
Deva pun membuka matanya dan membuka alat nafasnya.
“De..devo.. apakah itu kamu..?” tanya Deva pelan.
“I..Iya kak,aku disini..” Jawabku sambil duduk di kursi sebelah Deva.
“Aku mau kamu tahu..kamu adalah orang yang paling hebat yang pernah aku tahu Devo..” Ucap Deva pelan,sehingga membuatku dan Devi menangis.
“Devo berjanjilah satu hal padaku..Kalau aku pergi nanti,tolong jaga Devi ya..Jangan sampai membuatnya menangis..dan Jaga dia dengan segenap kekuatanmu ya..! Berjanjilah De..Devo..!” Ucap Deva lemah.
“I..Iya Deva..a..aku berjanji..” Ucapku penuh keyakinan.
“Ba..bagus..Itu baru adikku yang hebat dan ku..sayangi..” Ucap Deva lemah sambil tersenyum.Lalu Deva pun menutp matanya dengan perlahan
“Tuut..Tuut..” Suara mesin di sekeliling Deva mulai berbunyi.
Aku dan Devi pun di suruh keluar dari ruangan Deva.Beberapa saat kemudian para dokter keluar dari ruangan Deva dengan wajah sedih.
“Maafkan kami..tapi kami sudah berusaha semampu kami..” Ucap salah satu dokter dengan wajah sedih.
Aku nggak percaya dan setelah itu aku nggak ingat apapun lagi.
                                                       ***
Setelah beberapa bulan kematian Deva.Sekolah kami mengadakan picnic ke daerah perbukitan.Disana kami menginap satu hari satu malam bersama partnernya masing-masing.Dan aku berpartner dengan Devi.
Saat sampai di sana kami masak bersama,makan bersama,membuat api unggun,dan bercerita tentang masalah kami sehari-hari.
Setelah acara selesai kami harus tidur di tenda kami masing-masing.
Namun saat aku hendak tidur,Devi menarikku keluar dari tenda ke arah hutan yang lebat dan gelap.
“Hei..Dev,Kita mau ke mana..?” Devi diam saja dan terus berjalan.
Akhirnya kami berdua sudah sangat jauh dari tenda,Bahkan kami berada di bagian hutan yang paling dalam dan sepi.
“Devina!” Akhirnya aku pun terpaksa membentaknya.
Devi pun berhenti melangkah,lalu menatapku dengan tatapan marah.
Aku pun kaget.“Tadi dia memamerkan senyumnya yang sangat ramah itu,tapi kenapa sekarang dia berubah?” gumamku dalam hati.
Aku pun memberanikan diri bertanya. “Ada apa Dev?”
“Apa maksudmu mendekatiku..?” Tanyanya cuek.
“A..aku hanya menepati janjiku pada Deva..! Tidak ada maksud lain..”
“Oh..begitukah..? apakah aku sedang mendengarkan seorang    pembohong?”  Ucap Devi sambil memperlihatkan sebuah buku Diary dan itu adalah milikku.
“Hei! Dari mana kau mendapatkannya?” Ucapku sambil mengambil Diaryku dari tangannya.
“Aku menemukannya saat membereskan barang-barangku,dan Diarymu ada di luar tasmu” Jawab Devi penuh keyakinan dan membuatku gugup.
Aku baru ingat kalau aku tadi pagi menulis buku Diary.
“Sepertinya kau senang sekali satu tenda denganku ya Devo..?” Tanya Devi dengan nada mengejek.
“Mampus..Bego..begoo..ngapain aku nulis seneng sekemah sama Devi..?” Teriakku dalam hati.
“Jadi saat kau bilang kepikiran Pr,padahal sebenarnya kau mendengar kalau aku berpacaran dengan Deva..? Teriak Devi Sambil menangis.
“Bu..bukan begitu..” Ucapku berusaha menenangkan Devi.
GGGRRRRHH...
Tiba-tiba kami mendengar suara yang membuat kami merinding.
Ternyata itu adalah suara Serigala.Serigala itu sangat besar dan warna bulunya sangat gelap,segelap langit malam.
Serigala itu mendekat,dengan taring yang menyeringai
Serigala itu melompat ke arah Devi,namun tanpa pikir panjang aku berlari ke arah Devi sehingga Serigala itu menghantamku.
Serigala itu menggigit dan mencakarku sehingga darah membasahi rumput di sekitarku.
“De..Devo..!” Teriak Devi Panik.
“Lari Devi..Lari..!” Teriakku sambil berusaha menahan mulut serigala itu.
Tapi Devi malah mengambil Sebuah Kayu yang cukup besar dan mengayunkannya ke arah serigala itu.
Serigala itu terpental ke pohon,namun bangun lagi dan mengejar Devi.
Aku pun menarik ekor serigala itu dan melemparnya ke arah pepohonan.
Serigala itu tampak ke kesakitan,tapi serigala itu bangun lagi dan mencakar dadaku.Lalu mengigit perutku dan mengoyaknya.Darahku mengalir dengan derasnya sehingga membuat rumput hijau menjadi merah seperti darah.
Kesadaranku semakin melemah.Aku hanya melihat ke arah Devi dan Berkata.  “Devi A..Aku Menyayangimu..”
Lalu aku pun memukul serigala itu dengan semua kekuatanku dan serigala itu terpental ke arah bebatuan,dan pergi dengan kesakitan.
Aku pun terjatuh ke tanah.
Saat itu aku melihat Deva berdiri memakai baju putih bersih.
Aku pun menggapai tangan Deva.Kami hanya diam berdiri dan tersenyum, melihat Devi Menangis sambil memegang tanganku yang basah dengan darah.Tubuhku sudah nyaris hancur dikoyak oleh serigala tadi.
Deva pun mengajakku pergi ke atas.
Aku dan Deva pun pergi ke tempat yang Indah untuk selamanya.
                                                
                                                ***                
                                                                           By : Yosefin Indraswari

0 komentar:

Posting Komentar

Kasih makan kami, dong!!!

Yang manakah ekspresimu